Kamis, 24 Agustus 2017

Cenderamata di Hari Kemerdekaan Negara Rebublik Indonesia Ke-72, OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.


Cenderamata di Hari Kemerdekaan Negara Rebublik Indonesia Ke-72
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.

Menyongsong Hari Kemerdekaan Negara Rebublik Indonesia tercinta yang ke-72 tahun, semua tatanan dari pelosok sampai pemerintah pusat bersuka-cita menyambut dengan berbagai momen. Rasa syukur akan nikmat kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai mana tertuang dalam pembukaan UUD1945 alinea ke-3 yang setiap saat kita perdengarkan pada saat upacara bendera, setiap hari senin dan merupakan salah satu wujud cinta terhadap tanah air.
Sejarah membuktikan, begitu berat sebuah perjuangan, membutuhkan mental gigih berani serta pengorbanan baik pikiran, tenaga, harta bahkan nyawa yang hanya satu ini, guna menegakkan suatu kemerdekaan. Adanya nasionalisme sehingga dapat mewuwujudkan Bangsa Indonesia bebas dari belenggu bangsa yang terjajah, dengan tanpa mengedepankan perbedaan, bersatu padu menyatukan tekad bulat yang sama. Tindakah melihat, merasa malu wahai saudara Ku para penghianat uang rakyat? Sadarlah kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan Mu dihadapan Pencipta, sebagaimana engkau saksikan ketika di bumi telah dipermalukan dihadapan para manusia dengan masuk jeruji besi. Begitulah kira-kira kekesalan yang terpendam dalam hati penulis. Mengingatkan para penerus bangsa, bahwasanya perbuatan semacam itu tidak layak untuk ditiru, bukan bingkisan emas, permata, atau pun berlian yang bisa diberikan, tetapi hanya sebuah rangkaian kata ini, yang penulis persembahkan semoga dapat membawa kemanfaatan untuk pembaca.
Anak Ku tercinta generasi muda pelajar dari Sabang sampai Marauke, terkhusus kelas perawat 3 SMK Muhammadiyah 3 Metro, semoga selalu dalam perlindungan Allah SWT. Jadilah manusia yang mampu berguna bagi sesamamu, guru adalah sosok orangtua kedua setelah di rumah, ketika berada di sekolah maka taatilah beliau-beliau. Kami siap dijadikan orangtua, sebagai mana orangtua, wajar saja jika memberikan nasihat, mengarahkan kepada jalan yang positif. Kami pun tahu, masa usia remaja di mana masa mencari jati diri, tetapi ingat tidak selamanya apa yang dilakukan itu benar, harus membutuhkan bimbingan, arahan, jangan sampai salah pergaulan yang menyebabkan cita-cita kandas di tangan jalan, artinya bukan berarti kita harus pilih-pilih teman, tetapi harus bisa memfilter perbuatan baik dan jelek dengan senantiasa berdoa dan mendekatkan diri dengan pencipta, inilah amanah berat menjadi wali kelas.
Di awal telah dijelaskan mengenai tindakan tidak terpuji bahkan melanggar hukum mengenai kasus korupsi, masih adalagi yang perlu diwaspadai serta menolak akan begitu bahayanya dengan yang namanya Narkoba dan obat-obatan terlarang, hingga negara sampai menyatakan perang terhadap barang haram tersebut. Kondisi darurat terhadap penyalah gunaan serta dampak negatif yang ditimbulkan sampai digambarkan kalau tidak masuk bui, masuk rumahsakit dan liang kubur begitu nistanya. Berikutnya masalah perzinahan, sangat rentan dekat dengan kaula muda bahkan merambah terhadap yang telah berstatus pasangan suami isteri, perlu ditekankan dikatakan telah berzina apa bila memang bukan pasanagn yang sah dibuktikan dengan surat nikah.
Kemudian hidup membaur dengan banyak orang dari berbagai latar belakang suku, ras, golongan, agama, maka manusia dikatakan mahluk sosial, dalam bertuturkata, bersikap yang baik agar membuat kemanfaatan. Manusia diciptakan dengan berbagai macam rupa, bentuk fisik yang beraneka ragam, syukuri atas pemberian yang telah diciptakan. Berdosa apabila sampai membuli, menghina, merendahkan harkat martabat manusia, jelas dalam UUD 1945, HAM (hak azasi manusi) dilindungi oleh negara, ada pasal-pasal yang sewaktu-waktu dapat menjerat pelaku pelanggaran. Sudah seharusnya kita mengukir sebuah prestasi baik akademik maupun non akademik, mulai dari muatan kompetensi mata pelajaran, ekstrakulikuler. Sepertihalnya yang dilakukan oleh Bapak, Ibu guru kita yang telah mampu mengharumkan nama sekolah, provinsi, hingga tingkat nasional, melalui ajang perlombaan keahlian guru produktif SMK tahun 2017, kategori bidang teknik kendaraan ringan, Bapak Syareat Efendi, S.Pd. dan Bapak Widi Setiawan, ST.  yang dinobatkan sebagai 50 finalis terbaik Indonesia tahun 2017 yang bertempat di UNJ, tanggal 18-21 Juli lalu, yang tentunya membawa nama baik SMK Muhammadiyah 3 Metro dikancah nasional. Keikut sertaan yang dilakukan penulis dalam ajang perlombaan opini/feature Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017, kategori opini guru dengan tema program prioritas Kemendikbud tanggal 19 April 2017 dan perlombaan jurnalistik penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak tahun 2017 tanggal 12 Juli 2017, meskipun Allah belum mengqodar menang. Tidak hanya itu guna menimba ilmu hendak memajukan pendidikan Bapak  Khoeroni, S.Sos. Selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah 3 Metro sampai jauh-jauh ke Negeri Sakura nama lain dari negara Jepang. Teringat pesan Beliau “Berani maju dalam perlombaan itu sudah dikatakan menang adapun membawa hadiah pulang itu selebihnya” disela-sela ngobrol santai bersama rekan-rekan. Tindakan yang mulia ini serta contoh-contoh yang lain yang akan membawa pengaruh besar nan positif yang seharusnya ditiru. Ayo kawula muda dari sabang sampai marauke bersemengatlah, berjuanglah, kalau cita-cita belum tercapai jangan kemudian patah hati menyerah, ingatlah bahwasanya Anda yang nantinya membawa Indonesia ini setelah pendahulu telah tiada kelak.
                   

Tidak ada komentar:

dr. Djoko Judodjoko, SpB Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka datang dari dunia kesehatan Tanah Air di tengah upaya melawan virus coro...