Kamis, 31 Agustus 2017

Laksana Tunas Pisang Menghimpit Induknya


Laksana Tunas Pisang Menghimpit Induknya
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.

Tanpa kita sadari hingga terkesan biasa fenomena ini kerap terjadi di lingkungan sekitar kita. Anak yang tidak memiliki kemandirian pantas disebut dengan istilah Laksana Tunas Pisang Menghimpit Induknya. Memang tuhan menciptakan sesuatu bisa menjadi pelajaran bagi manusia yang berfikir. Orang tua yang telah melahirkan anaknya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa depan pada era mendatang. Pengorbanan yang luar biasa mereka kerahkan tanpa mengharap imbalan sedikit pun. Pemenuhan pendidikan sudah barang tentu dari mulai PAUD     (Pendidikan Usia Dini) sampai perguruan tinggi yang bergelar Diploma, Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3) hingga Prof siap mencukupinya.
Kewajiban seorang anak terhadap kedua orang tua menjadikan penyejuk hati sehingga tampak dengan adanya putra-putri yang berakhlak mulia memiliki kemandirian, terlebih dapat bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa serta agama, dengan memiliki kemandirian maka bila telah mencapai dewasa terlihat dengan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Menjadi pribadi yang dapat bertanggung jawab apabila dikemudian hari telah berkeluarga.
Sangat menyedihkan apa bila seorang anak telah berkeluarga tetapi masih bergantung kepada orang tua. Mulai dari pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, sampai menyerahkan anaknya untuk memenuhi kebutuhan lahir maupun batin. Memang sebagai naluri orang tua yang memiliki sifat lemah-lembut serta asih tidak akan menolak secara terus terang, namun kita sebagai orang muda harus peka akan perasaan ini. Ingat usia orang tua kita makin hari semakin bertambah yang artinya kondisi fisik sudah tidak sekuat dahulu. Padahal pada usia menginjak lanjut usia sudah seharusnya menikmati masa tua dengan bersenang-senang karena kalau dilihat jerih payah usaha sudah terlampau lama, yang seharusnya dapat menikmati hasilnya. Belum lagi apabila keluarga kandung kita itu tidak banyak, bayangkan jika memiliki 6 saudara dan semua memiliki sifat sama yakni tidak memiliki kemandirian, menuntut hendak dibuatkan rumah, apalah jadinya makin memperpendek usia orang tua, kerena banyak tekanan. Kejadian semacam ini tampak dari level desa maupun kota. Mereka terlihat mapan tetapi proses yang ada hanya suplai bahkan merongrong orang tua. Sebagai orang tua hendaknya jangan pernah memanjakan anak telalu berlebih, perlu memperkenalkan bagaimana merasakan susahnya mencari penghidupan pada saat ini dengan tujuan agar anak tidak sampai memaksakan kehendak di luar batas kemampuan orang tua atas dasar gengsi dan lain sebagainya.
Padahal ilmu yang telah kita dapatkan, baik di lingkungan sekolah formal maupun non formal, melalui pengalaman yang ada itu sebagai jembatan dalam menuju gerbang kesuksesan, dari ilmu itulah kita bisa bahagia baik di dunia maupun setelah meninggal dunia, sesuai dengan sabda nabi yang artinya “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”
Tidak usah ambisi memiliki perkebunan yang lebar atau membuka hutan belantara memperluas lahan, terkhusus yang masih jauh di pelosok desa, sebagai mana penulis saksikan sendiri. Ini modern bukan zaman prasejarah yang harus mengorbankan banyak pohon, dengan ilmu ini kita bisa bertahan hidup. Kemudian pepatah lama mengenai mangan ra mangan kumpul  (walaupun makan tidak makan yang penting bersama keluarga) diganti sehingga menjadi kumpul ra kumpul mangan (bersama maupun tidak bersama keluarga tetapi tetap makan) berlaku bagi keluarga kecil tetapi tidak pada saat acara keluarga ya. Coba lihat kisah orang yang sukses dengan mendulang trilyunan rupiah hingga menyandang orang terkaya di dunia sepetri “Pendiri Microsoft Bill Gates masih menempati peringkat teratas daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, karena ilmu yang mereka miliki, bukan menunggu warisan orang tua. Apalah gunanya ditinggalkan harta berlimpa tetapi tidak memiliki ilmu, maka lambat laun akan habis bahkan mengakhiri dirinya dengan bunuh diri  karena terlilit hutang. Janganlah bangga dengan apa yang dimiliki dengan berlinang materi tanpa tahu proses pencarian, tetapi lebih baik makan dengan garam dengan hasil jerih payah sendiri.


                  

Selasa, 29 Agustus 2017

Teks Prosedur Sangat Dibutuhkan Banyak Kalangan

Teks Prosedur Sangat Dibutuhkan Banyak Kalangan
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari suatu pengalaman yang pernah dijalani, baik itu pengalaman yang menggembirakan atau menyedihkan, dari setiap pengalaman yang dilalui harapanya menjadi ilmu baru, maka ada istilah pengalaman adalah guru terbaik, dari pengalaman itu timbul trik/cara mempermudah, menjadi maksimal apa yang akan dikerjakan. Kaitan dalam hal ini, maka perlu mengetahui bagaimana cara menguraikan agar lebih gamblang suatu informasi kepada pembaca, supaya lebih bermanfaat dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Teks prosedur dapat dikatakan sebagai petunjuk melakukan sesuatu, dalam layanan sosial sering menggunakan kata kunci, kiat, tips, resep, cara jitu dan lain sebagainya. Kiranya dari setiap latar belakang baik profesi, hobi sangat dianjurkan dalam mengolah, kemudian menuangkan suatu ide menjadi tulisan yang bermakna melalui bentuk teks prosedur, misalkan seorang petani palawija yang telah lama dan berhasil membudidayakan tanaman kubis di sekitar area perumahan, sehingga menjadi tambahan nilai ekonomi, selain untuk dikonsumsi keuarga dan tetangga dekat dengan memperkenalkan teknik pertanian organik. Seorang guru Bahasa Indonesia menulis materi tentang teks prosedur mengenai motivasi peserta didik, agar mampu menulis paragraf secara mudah. Terlebih peserta didik berinovasi, mengenai tips cara belajar agar mencapai secara maksimal, benar-benar mengetahui apa yang telah diajarkan oleh para pendidik, sehingga karier kedepan dalam menggapai cita-cita mudah ditempuh tentunya dengan jalan yang tidak melanggar tatanan.
Bila saat ini masih belum paham mengenai teks prosedur, perhatikan cara mudah dalam membuatnya. Secara umum teks prosedur terdiri atas sebuah pernyataan umum dan tahap-tahap sebagai prosedur melakukan sesuatu kegiatan.Gambaran umum, dapat berupa pengertian, ciri khas, manfaat serta tujuan yang tentunya berkaitan dengan judul tersebut. Sedangkan tahapan merupakan langkah yang harus dilakukan dari awal sampai akhir suatu kegiatan, termasuk bahan. Ketersampaian informasi sukses atau tidak berada pada proses tahapan,  pilih diksi atau gaya bahasa yang mudah dipahami atau bahasa kominikatif, agar pembaca dapat dengan secara mudah mengetahui maksud penulis. Perhatikan contoh sederhana teks prosedur ala penulis pada saat pembelajaran berlangsung pada sekolah tingkat SMA/SMK di kota Metro 26 Juli 2017 yang lalu.
Cara Mudah Membuat Paragraf Deduktif

Paragraf merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan, paragraf berdasarkan pola pengembangannya terdiri  dari paragraf induktif dan deduktif, deduktif dimulai dari pernyataan umum(kalimat utama)  kemudian diikuti pernyataan khusus(kalimat penjelas) sedangkan induktif dimulai dari pernyataan khusus diikuti pernyataan  umum.  Berikut cara membuat paragraf deduktif dengan mudah;
1.      Tentukan tema yang akan dibuat
2.      Tentukan kalimat utama (pernyataan umum)
3.      Kalimat utama berada didepan paragraf
4.      Ikuti dengan  kalimat penjelas/pernyataan khusus (pengertian, ciri, fakta-fakta, contoh dll) yang bertalian dengan kalimat utama
5.      Pilih gaya bahasa yang menarik, serta konjungsi atau kata hubung yang sesuai
6.      Kembangkan sesuai dengan keinginan
Demikian cara mudah membuat paragraf deduktif, gampang bukan?

Era modern sangat berkaitan erat dengan keterampilan menulis, maka sangat penting seseorang harus memiliki keterampilan tersebut dan tidak jarang dapat menunjang kariernya. Selamat mencoba.
           


Senin, 28 Agustus 2017

Cerpen, Tidak ada Pilihan Lagi Selain dari Bedah Sesar

Cerpen
Tidak ada Pilihan Lagi Selain dari Bedah Sesar
0leh: Hadi Setiyo, S.pd.

Segala penjuru telah kembali keperaduanya, mega merah tampak di ufuk barat, seruan panggilan manusia untuk menyembah kepada tuhan-Nya berkumandang. Tampak dari kamar mandi, terdengar guyuran air yang turun, jatuh ke lantai kamar mandi. “Iya itu ayah Ku hendak bersih diri, tadi baru pulang dari tempat bekerja”. “Ayah Ku namanya Hadi Setiyo, biasa dipanggil Pak Hadi yang sudah hampir dua tahun bekerja di tempat kami berdomisili”. “Ayah Ku itu, orangnya kerja keras jarang bercanda adanya serius kata “Ndah Ku gitu”. Suara pintu kamar mandi mulai terbuka, langkah kaki ayah Ku semakin dekat. “ Rania ayo kita ke masjid, Ndah mana?” begitulah ayah mengajak Ku, mencari dan mencari sampai melihat isi ruangan, “Ndah ada di kamar Yah, sapa Ku”. Panggilan terhadap ibu ku dengan sebutan Ndah, entah sebutan sejak kapan, yang jelas sampai sekarang memanggil mereka dengan sebutan ayah dan ndah atau dulu mereka sepakat setelah punya anak dengan sebutan itu aku tidak tahu.heee.. Aku di bopong dengan ayah Ku dengan mudahnya, postur tubuh Ku kecil heee.. jadi dengan sekali sambar dapat dianggkat, diciumlah kening Ku oleh ayah Ku, kamipun berangkat bersama menuju masjid, guna melakukan sholat magrib. “Ndah...”kata ayah Ku, “pintunya dikunci ya... “dengan segera ndah Ku mencari dan mengunci rumah.
Pada gendongan ayah ku,  “Aku mulai membayangkan begitu hebatnya penjuangan orang tua Ku hingga aku menginjak ke 2 tahun ini”. “Oh ya...teman, nama lengkap Ku Rania Pramesthi Arisanti, kata ayah nama Ku punya arti lho..artinya adalah bangsawan yang berdiri paling depan yang memiliki hati lemah lembut, bagus ya sob...” nama Ibu Ku Arisma prihatining Tyas, orangnya cantik secantik hatinya”. Aku dulu katamya dilahirkan cesar. Pada saat itu hari bahagia bertepatan dengan ayah Ku diterima bekerja ditempat sekarang mengajar. Menjelang perlaninan ndah Ku, ayah mengikuti tes mengajar di sekolah, SMK MUHAMMADIYAH 3 Metro namanya. Pada saat esok hari menjelang tes ayah sholat malam dan berdoa memohon pertolongan kepada Allah agar esok lancar. Tahap demi tahap dilewati, saingan terberatnya dari universitas negeri yaitu Unila, tapi berkat pertolongan allah, semua dilancarkan dan alhamdulilah diterima menjadi tenaga pengajar.
Pada saat ndah Ku memasuki bulan persalinan, rutin konsiltasi kemedis, buktinya foto hitam putih USG ada banyak. Pernah aku difonis jenis kelami Ku cowok, untungnya tidak semua perlengkapan banyinya mengarah ke laki-laki yang dibeli. Ndah udah mulai mules, ternyata ketika Aku di dalam perut, pada saat itu Ndah langsung menelfon ayah, karena masih di kantor sekitar jam 11.00, hp ayah mulai berdering di saku celana, secara reflek ayah melihat dan mengangkat, “Halo....ngapa Ndah....” “aku udah sakit ni Yah... rasanya,” ujar ndah. “Oh iya bentar ini mau pulang”, seketika itu di tutup telfon, Ayah tanpa basa-basi langsung pulang, setibanya di rumah, ayah membawa ndah ke bidan, memang dari dulu sudah ditentukan hendak melahirkan di rumah bidan saja. “Asalamualaikum....asalamualaikum....” ayah mengucap salam, tampak lirih dari dalam terdengar  sambil membuka pintu “walaikumsalam”, “Oh Ibu mari masuk”, ayah dan ndah dipersilahkan masuk dan ditanya soal keluhanya. Lama 15 menitan kurang lebih, keputusanya belum waktunya melahirkan dan dipersilahkan pulang kembali, pada saat itu hari Rabu, kalau tidak salah tanggal 26 Agustus 2015. Apabila sudah terasa mulas yang sesungguhnya disuruh secepatnya kerumah bidan kembali.
Setibanya di rumah, Ayah bingung bukan kepalang, melihat ndah yang tidak bisa Aku membayangkan apa rasanya, meski Aku sebetulnya yang ada di perut itu dan yang menyebabkan ndah sakit heee...” Ayah sakit banget perut ku”, rintahan ndah, air mata mulai menetes sambil memegang perut yang besar. “Sabar ndah proses persalinan ya memang seperti itu”, ayah menghibur. Hingga bertahan sampai hari Kamis, bayangkan menahan rasa sakit kurang lebih 9 jam. “Ayo antarkan Aku kebidan lagi”....”Aku udah gak kuat”, tanpa sepatah kata dan tidak mau ambil resiko, ayah mengantar Ndah, kali kedua, jam 04.30 dini hari, masuk hari Kamis 27 Agustus 2015. Pada saat itu belum azan subuh, tetapi sama, jawaban yang di lontarkan bu bidan, “Ini masih kontraksi palsu, adek kecil belum mau keluar” kata Bu Bidan dan disuruh menunggu kembali. Cemas bercampur khawatir ayah dan ndah pulang ke rumah.
Bude Reni, bude Ku yang sedari beberapa waktu lalu rutin menelfon ndah menayakan kabar, kemudian ditelfon ayah meminta pendapat jalan keluarnya, entah apa yang dibicarakan, tiba-tiba beberapa saat kemudian datang dengan membawa mobil. “Ris ayo kita periksa ke bidan Ku aja”, ujar Bude Reni. “Ini bidan udah andal mulai dari anak pertama dan kedua Ku, ya disana”. “Oke mbk” kata ayah dan ndah. Ternyata menuju ke rumah bidan kembali, arah tempuran 12 B (nama tempat) tidak jauh dari tugu perbatasan Kota Metro dan Lampung Tengah, sebelah kanan jalan jalur dua. Beliau merekomendasikan untuk USG yang menampilkan gambar 4 dimensi agar tampak jelas, arahan bu bidan kami turuti.
Kini mobil melaju kembali guna menuju tempat yang dimaksud sebuah klinik bersalin yang ada di 21(nama tempat), kurang lebih 15 menit perjalanan, setelah sampai tujuan, ndah diperiksa oleh dokter kandungan, kemudian menjalani USG, hasil pemeriksaan menunjukan bahwa air ketuban telah habis, salah satu jalan agar bayi dan ibu selamat melalui operasi cesar dengan segera. Mendengar ucapan bu dokter yang demikian itu, membuat hati Ayah, Bude, Pakde, Eyangti semakin cemas dan takut. Berbagai pertimbangan, akhirnya dengan rujukan manajer Rumah Sakit umum Ahmad Yani Kota Metro, agar di bawa ke rumah sakit tersebut saja, barang kali masih bisa dengan jalan normal.
Hari Jumat setelah magrib, ndah masuk UGD dan di bawa ke ruang persalinan, menunggu dan menunggu hingga Sabtu pagi. Setelah diperiksa kesekian kali, akhirnya oleh dokter tetap memutuskan, aku dilahirkan melalui operasi cesar. Seumur hidup, ayah belum pernah mengantarkan orang menjalani operasi cesar, bayangkan sekarang malah istri yang mau menjalaninya, muka pucat, badan lemas, hati takut,  menyertainya antara hidup dan mati. Beberapa saat kemudian ayah dipanggil oleh bu dokter, “Pak tak ada jalan lain lagi untuk menyelamatkan bayi dan ibu selain cesar, inipun resikonya besar, bisa saja tidak berjalan dengan lancar, ibu perlu dicek tekanan darahnya juga, akibat cesar menjadi cacat permanen terutama bekas operasinya, insya allah waktunya tidak lama, namun nantinya perawatanya yang lama Pak, bagaimana menuruk bapak?” Ayah terdiam sebentar kemudian mengangguk tanda setuju. “Perbanyak Doa Pak, agar operasi persalinan nati berjalan dengan lancar, ujar bu dokter”. Guna mengeluarkan Aku, ndah rela nyawa sebagai taruhanya.
Beberapa saat kemudian, ndah dibawa ke ruang operasi yang tidak jauh dari ruang bersalin, dengan bantuan suster serta tidak henti-hentinya menghibur ndah Ku, Ayah dan Yangti mengantar hanya pada ruang tunggu saja, memang ruang operasi itu tempatnya berlapis-lapis. Pada kesendirian dan ditemani oleh tim yang berbaju hijau, ndah mulai masuk ke dalam ruang operasi. Tidak sembarang orang dapat masuk ke sana, kondisinya steril bersih. Pada jam 11.30, tepat tanggal 29 Agustus 2015...oek...oek...oek..keras sekali suara tangisan Ku hingga ayah mendengar tangisan Ku bersama eyangti yang setia menunggu di ruang tunggu operasi. Aku di gendong oleh orang yang memakai baju hijau dan didekatkan oleh ayahku. Nampak semeringah wajah ayah Ku, melihat diri ku dapat menyaksikan indahnya dunia ini atau jangan-jangan ayah semeringah karena telah menjadi seorang ayah,hee..., padahal Aku udah dari kemarin ingin melihat...heeee. Telinga Ku dikumandangkan azan oleh ayah. Pada saat operasi berlangsung, Ndah diajak komunikasi oleh tim yang sengaja untuk menghibur, serta pada bagian perut ditutup kain warna hijau. “Aku sadar walau perut Ku dibeset karena memang tidak bius total” ujar ndah. Persalinan ndah ku dalam melahirkan Aku, alhamduilah berkat pertolongan allah selamat, hingga kini sekarang aku 2 tahun, semua sayang sama Aku, tak kecuali Mamak (mbh Parti) yang seperti ibu kandung Ku dalam kasih sayang merawat Ku, tante Luluk, aunti Sela, Eyangkung, Eyangti, mbk Anik, tante Lita, om Dedi, om Sisit, bude Reni, pakde Anis, mbh Liwa, mbk Aya, mbk Reta, pade sugiarto, bude Sri, tante Elsa, mbh Pakde, semua perhatian dicurahkan, buat Aku. Oh ya, Aku udah bisa ngomong, mam (makan), moh (tidak mau) abuk (panggilan untuk sebutan eyangti) udah bisa gaya berfoto, udah terbiasa salim, lambaikan tangan. Meski kadang rewel kalau mau bobok dan bangun pagi. Begitu sayangnya ke Aku meski besok (29 Agustus 2017) hari lahir Ku, genap ke 2 tahun, ndah masih memberiku asi ekskulsif lho..haaaaa... jadi malu. Apalagi kalau akung ngeluarin mobil, Aku hadang, minta muter-muter dulu sebelum kerja, begitu juga ama eyangti, sama motor spesi kesayanganya, kalau gak mau muterin aku nangis kejer,haaa.... “cerpen ini dibuat pertama kali oleh Ayah pas hari lahir Ku” kata ayah sih gitu, keren ya....seneng deh punya ayah kayak gini....adapun Pesen ayah “Jadilah anak yang berbakti, sholeha, faham agama, bentar lagi mau masuk sekolah PAUD”. “Sukses ya nak”.... kata Ayah. Eh....tidak terasa udah sampai masjid dan iqomat udah dikumandangkan, udah dulu ya teman....kami mau sholat berjamaah dulu, semoga amal ibadahnya diterima oleh allah SWT, amiiiin. 


Sabtu, 26 Agustus 2017

SEKOLAH FORMAL HARUS MENGHASILKAN OUTPUT yang BERKUALITAS

SEKOLAH FORMAL HARUS MENGHASILKAN OUTPUT yang BERKUALITAS
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.

 Sekolah formal merupakan instansi pendidikan pembentuk karakter yang sangat berperan penting dalam kelangsungan suatu negara, selain keluarga, lingkungan, media serta suritauladan seorang pemimpin. Jenjangnya beragam, mulai dari pendidikan Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar sederajat, Sekolah Menengah Pertama sederajat, Sekolah Menengah Atas sederajat, sampai Perguruan Tinggi.
Kemajuan zaman yang terus berkembang diimbangi dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat, maka berlomba-lomba pula dalam hal pendirian lembaga pendidikan yang yang bernaung di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mupun Kementrian Agama. Cakupanya juga dipilah-pilah kembali, pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terdapat sekolah negeri dan swasta, begitu juga pada Kementrian Agama. Menjamurnya sekolah formal yang ada, terkadang sampai ada sekolah bahkan notabenya sekolah negeri yang tidak mendapatkan murid. Berbagai taktik serta trik dilakukan agar orangtua/wali murid khususnya, simpatik dan menyekolahkan putra-putrinya pada sekolah tersebut. Jangan sampai dengan semakin ketatnya persaingan menjadi output hasil yang diharapkan semakin buruk karena dilakukan dengan cara yang menyalahi bahkan melanggar norma yang berlaku.
Pada dasarnya ada beberapa faktor yang bisa sebagai indikator guna terwujudnya output yang berkualitas. Sekolah formal baik negeri maupun swasta dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan maupun dari Kementrian Agama, terdiri dari tiga tahapan yang menyertai ruang lingkup tersebut yaitu, Input, Proses, dan output.  Input merupakan masukan, terdiri dari Man (murid, guru, manajemen), Material (sarana-prasarana) serta Metode (SOP) Standard Operating Procedure). Tahap Man harus ada serta kritis dalam memahami, bila salah satu diabaikan maka akan sulit pada tapan selanjutnya. Tahapan proses menyangkut sebuah cara/langkah jitu yang harus dilakukan, perlu pembahasan yang mendalam agar menghasilkan output yang berkualitas pula.
Penyeleksian murid pada tahap PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) harus benar-benar slektif, mulai dari prestasi yang diraih, sikap yang diperoleh dari informasi sekolah asal. Berikutnya tentang tenaga pendidik, peserta didik telah terpenuhi, maka tidak kalah penting juga guru sebagai pengajar yang natinya akan menjalankan proses pembelajaran, peningkatan profesionalisme dapat melalui dengan memperbanyak membaca, dari buku, internet, mengikuti pelatihan-pelatihan, work shop, mengikuti perlombaan-perlombaan. Secara garis besar sebagai profesi harus memiliki kompetensi yang mencakup profesional, kepribadian, pedagogik serta jiwa sosial. Sarana-prasarana sekolah sebagai pendukung proses pembelajaran secara tidak sadar akan berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan, sekolah yang memiliki sarana-prasarana lengkap jelas berbeda dengan sekolah yang alakadarnya saja, ruang kelas, wc, labolatorium, lapangan olahraga sebagai contoh kecil saja. Guru dalam melangsungkan pembelajaran harus menguasai metode pembelajaran yang bervariasi, menyenangkan sehingga trasfer ilmu secara mudah dapat diserap.
Tahapan berikutnya proses, proses merupakan cara/langkah pelaksanaan dalam mengolah menjalankan tahap Input, siswa sebagai perserta didik, guru sebagai tenaga pendidik berkolaborasi menjalankan kurikulum yang berlaku. Saat ini memang negara kita gemar bergonta-ganti kurikulum. Tenaga pendidik mengetahui apa yang seharusnya diinginkan oleh pemerintah melalui kurikulum  2013. Setelah memahami, baru mengeplikasikanya dalam proses pembelajaran pada saat berinteraksi dengan peserta didik, tidak hanya itu, manajemen, material, juga sangat bergantung dengan proses, agar menghasilkan out put berupa manusia yang berkarakter, cerdas, mandiri dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang patuh dan taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu UUD 1945 serta Pancasila yang Berbhineka Tunggal Ika dalam satu wadah negara Kesatuan Republik Indonesia.



Jumat, 25 Agustus 2017

CALON GURU HARUS MAMPU MENCERMINKAN SIKAP SEORANG GURU
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.
METRO,MI
Guru merupakan tenaga pengajar mengedepankan keprofesionalan. Dikatakan profesi yang profesional karena harus memenuhi suatu persyaratan tertentu serta sesuai dengan bidang yang diajarkanya. Bila dibandingkan dengan jurusan yang lain, dalam suatu perguruan tinggi, posisi jurusan keguruan masih dalam incaran peminat. Sasaran utama pendaftar umumnya kampus negeri, apabila telah tereliminasi, maka baru mengambil kampus swasta. Kategori pilihan swasta juga masih memilih, tidak sembarangan mendaftar. Maka tidak heran jika suatu jurusan yang ada di perkuliahan negeri melonjak dan banyak  menolak calon mahasiswa baru, lembaga swasta sigap dengan membuka jurusan tersebut.
Tidak sedikit para mahasiswa baru datang dari kampung halamanya, jauh dari segala penjuru guna melanjutkan menunjang ipian kelak. Perhitungan awal seharusnya keluarga menempatkan pada lingkungan kost yang baik, kategori baik disini beragam, mulai dari keamanan, jauh dari tindakan menyimpang yang dilakukan individu, pemabuk, tempat prostitusi dll. Apa bila dalam lingkungan kost itu ada pemilik yang domisilinya menyatu, maka wajib menitipkan agar ada yang bertanggung jawab ikut mengawasi dalam kehidupan selama menetap.
Lingkungan sekitar kampus menjadi pilihan mahasiswa baru atau pun lama, kondisinya lebih padat penghuninya karena dengan perhitungan jarak tempuh dari kampus, bila tidak difasilitasi oleh orang tuanya kendaraan, dengan kata lain melalui berjalan kaki. Setiap tahun perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta meluluskan mahasiswa dan pada waktu itu juga, ada program penerimaan mahasiswa baru. Silih berganti antara mahasiswa yang lulus dan yang masuk sehingga membuat carut-marut dalam pendataan setiap individunya, berbeda dengan anggota yang sudah berkeluarga, walaupun setatusnya menyewa rumah atau kontrakan, akan dengan mudah untuk disensus/didata oleh ketua RT/RW dimana domisilinya berada.
Kesemerawutan ini yang kadang dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun mahasiswi untuk berbuat yang melanggar asusila, norma agama maupun hukum. Tempat kontrakan atau kost kerap dijadikan tempat berbuat yang tidak senonoh/mesum, berpesta minum-minuman keras hingga penyalah gunaan obat terlarang dan norkaba. Tidak terkecuali mahasiswa jurusan pendidikan,  ikut terlibat di dalamnya, ini sangat tidak etis, kerena nantinya setelah lulus jelas akan berhadapan dengan peserta didik, jika nantinya ingin menjadi guru/tenaga pengajar. Walaupun masih dalam angan-angan, artinya posisi sekarang masih semester 1,2,3 apa lagi yang sudah menghadapi semester 8 dan akan wisuda.
Penanaman budi pekerti mulai dari berbicara, bersikap/bertingkahlaku, berpenampilan harus senantiasa ditanamkan dari awal, ditata hatinya, bahwa anda nantinya akan menjadi seorang panutan buat anak didik dikemudian hari. Memang kita tidak tahu nasib kedepanya bagai mana, banyak kita saksikan dari jurusan pendidikan tetapi bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, misalnya bekerja di finance, dealer mobil atau sepeda motor, bank dll. Walaupun demikian, kita tetap harus menjaga nama baik kampus. Kembali lagi pada permasalahan di muka, guru tidak hanya menyampaikan materi di depan kelas atau mengajarkan materi tersebut hingga semua siswa-siswi mendapatkan nilai 100 semua, tetapi harus membimbing, mengarahkan, mengajari mengenai budi pekerti, ahlak mulia, sehingga menjadi manusia yang berkarakter baik, religuis, nasionalis, gotong royong, mandiri serta memiliki tanggung jawab yang tinggi.
Cara berpenampilan bila penulis amati, calon guru ibarat seleberiti papan atas, gelamor berlebihan, berpakaian super ketat, menebar aurat. siapa sih yang tidak ingain terlihat trendi? Tetapi ingat berdandanlah yang tidak melaupauwi batas, karena anda adalah seorang figur. Cara bersikap tanamkan tata kerama, dalam istilah bahasa jawa sering dikenal dengan sebutan empan, papan dan adepan. Empan (pilihan kata yang baik hendak diucapkan), papan (tempat, di mana saat ini kita berbicara, bedakan antara lingkungan fornal dan nonformal), dan kemudian adepan (dengan siapa kita berbicara, orang yang dihormati atau teman sebayakah). Bila ketiga kategori ini kita dapat menerapkan jelas akan dihargai oleh banyak orang.

Berikutnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang notabenya belum sah menjadi pasangan suami-isteri harus dijaga, karena masih banyak juga yang keluyuran kesana kemari tidak jelas yang tentunya akan mengundang sebuah opini miring tentang keperibadian diri. Walau bangaimanapun juga, sekarang masih belum resmi menjadi seorang guru, tetap anda adalah calon-calon penerus, suritauladan dari keturunan manusia yang akan datang, tetaplah semangat, berdoa, kerja keras, guru merupakan tugas mulia yang tidak akan pernah padam dalam sanu bari. 

Kamis, 24 Agustus 2017

Cenderamata di Hari Kemerdekaan Negara Rebublik Indonesia Ke-72, OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.


Cenderamata di Hari Kemerdekaan Negara Rebublik Indonesia Ke-72
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.

Menyongsong Hari Kemerdekaan Negara Rebublik Indonesia tercinta yang ke-72 tahun, semua tatanan dari pelosok sampai pemerintah pusat bersuka-cita menyambut dengan berbagai momen. Rasa syukur akan nikmat kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai mana tertuang dalam pembukaan UUD1945 alinea ke-3 yang setiap saat kita perdengarkan pada saat upacara bendera, setiap hari senin dan merupakan salah satu wujud cinta terhadap tanah air.
Sejarah membuktikan, begitu berat sebuah perjuangan, membutuhkan mental gigih berani serta pengorbanan baik pikiran, tenaga, harta bahkan nyawa yang hanya satu ini, guna menegakkan suatu kemerdekaan. Adanya nasionalisme sehingga dapat mewuwujudkan Bangsa Indonesia bebas dari belenggu bangsa yang terjajah, dengan tanpa mengedepankan perbedaan, bersatu padu menyatukan tekad bulat yang sama. Tindakah melihat, merasa malu wahai saudara Ku para penghianat uang rakyat? Sadarlah kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan Mu dihadapan Pencipta, sebagaimana engkau saksikan ketika di bumi telah dipermalukan dihadapan para manusia dengan masuk jeruji besi. Begitulah kira-kira kekesalan yang terpendam dalam hati penulis. Mengingatkan para penerus bangsa, bahwasanya perbuatan semacam itu tidak layak untuk ditiru, bukan bingkisan emas, permata, atau pun berlian yang bisa diberikan, tetapi hanya sebuah rangkaian kata ini, yang penulis persembahkan semoga dapat membawa kemanfaatan untuk pembaca.
Anak Ku tercinta generasi muda pelajar dari Sabang sampai Marauke, terkhusus kelas perawat 3 SMK Muhammadiyah 3 Metro, semoga selalu dalam perlindungan Allah SWT. Jadilah manusia yang mampu berguna bagi sesamamu, guru adalah sosok orangtua kedua setelah di rumah, ketika berada di sekolah maka taatilah beliau-beliau. Kami siap dijadikan orangtua, sebagai mana orangtua, wajar saja jika memberikan nasihat, mengarahkan kepada jalan yang positif. Kami pun tahu, masa usia remaja di mana masa mencari jati diri, tetapi ingat tidak selamanya apa yang dilakukan itu benar, harus membutuhkan bimbingan, arahan, jangan sampai salah pergaulan yang menyebabkan cita-cita kandas di tangan jalan, artinya bukan berarti kita harus pilih-pilih teman, tetapi harus bisa memfilter perbuatan baik dan jelek dengan senantiasa berdoa dan mendekatkan diri dengan pencipta, inilah amanah berat menjadi wali kelas.
Di awal telah dijelaskan mengenai tindakan tidak terpuji bahkan melanggar hukum mengenai kasus korupsi, masih adalagi yang perlu diwaspadai serta menolak akan begitu bahayanya dengan yang namanya Narkoba dan obat-obatan terlarang, hingga negara sampai menyatakan perang terhadap barang haram tersebut. Kondisi darurat terhadap penyalah gunaan serta dampak negatif yang ditimbulkan sampai digambarkan kalau tidak masuk bui, masuk rumahsakit dan liang kubur begitu nistanya. Berikutnya masalah perzinahan, sangat rentan dekat dengan kaula muda bahkan merambah terhadap yang telah berstatus pasangan suami isteri, perlu ditekankan dikatakan telah berzina apa bila memang bukan pasanagn yang sah dibuktikan dengan surat nikah.
Kemudian hidup membaur dengan banyak orang dari berbagai latar belakang suku, ras, golongan, agama, maka manusia dikatakan mahluk sosial, dalam bertuturkata, bersikap yang baik agar membuat kemanfaatan. Manusia diciptakan dengan berbagai macam rupa, bentuk fisik yang beraneka ragam, syukuri atas pemberian yang telah diciptakan. Berdosa apabila sampai membuli, menghina, merendahkan harkat martabat manusia, jelas dalam UUD 1945, HAM (hak azasi manusi) dilindungi oleh negara, ada pasal-pasal yang sewaktu-waktu dapat menjerat pelaku pelanggaran. Sudah seharusnya kita mengukir sebuah prestasi baik akademik maupun non akademik, mulai dari muatan kompetensi mata pelajaran, ekstrakulikuler. Sepertihalnya yang dilakukan oleh Bapak, Ibu guru kita yang telah mampu mengharumkan nama sekolah, provinsi, hingga tingkat nasional, melalui ajang perlombaan keahlian guru produktif SMK tahun 2017, kategori bidang teknik kendaraan ringan, Bapak Syareat Efendi, S.Pd. dan Bapak Widi Setiawan, ST.  yang dinobatkan sebagai 50 finalis terbaik Indonesia tahun 2017 yang bertempat di UNJ, tanggal 18-21 Juli lalu, yang tentunya membawa nama baik SMK Muhammadiyah 3 Metro dikancah nasional. Keikut sertaan yang dilakukan penulis dalam ajang perlombaan opini/feature Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017, kategori opini guru dengan tema program prioritas Kemendikbud tanggal 19 April 2017 dan perlombaan jurnalistik penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak tahun 2017 tanggal 12 Juli 2017, meskipun Allah belum mengqodar menang. Tidak hanya itu guna menimba ilmu hendak memajukan pendidikan Bapak  Khoeroni, S.Sos. Selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah 3 Metro sampai jauh-jauh ke Negeri Sakura nama lain dari negara Jepang. Teringat pesan Beliau “Berani maju dalam perlombaan itu sudah dikatakan menang adapun membawa hadiah pulang itu selebihnya” disela-sela ngobrol santai bersama rekan-rekan. Tindakan yang mulia ini serta contoh-contoh yang lain yang akan membawa pengaruh besar nan positif yang seharusnya ditiru. Ayo kawula muda dari sabang sampai marauke bersemengatlah, berjuanglah, kalau cita-cita belum tercapai jangan kemudian patah hati menyerah, ingatlah bahwasanya Anda yang nantinya membawa Indonesia ini setelah pendahulu telah tiada kelak.
                   

Menyimpulkan Informasi Lisan yang Tidak Bersifat Perintah


    MENDENGARKAN
Menyimpulkan Informasi Lisan yang Tidak Bersifat Perintah

      Teknik Menyimpulkan informasi dibagi menjadi dua, yaitu deduksi dan induksi. Teknik deduksi dilakukan terhadap data (pernyataan) umum kemudian ditarik simpulan khusus. Sebaliknya, teknik induksi dilakukan terhadap data (pernyataan) khusus diikuti pernyataan umum. Kedua teknik ini dapat dimanfaatkan untuk menyimpulkan berbagai informasi yang setiap hari kita temukan. Perhatikan kutipan berikut.
Bahasa bukan hanya digambarkan sebagai rangkaian bunyi, tetapi bahasa didefinisikan sebagai substansi, bentuk, ekspresi, dan isi. Sebagai substansi, bahasa merupakan segala sesuatu yang dapat dibicarakan, sedangkan sebagai bentuk, bahasa merupakan formaliasasi bagian-bagian dalam konsep. Sebagai ekspresi, bahasa merupakan media fisik dan sebagai isi, bahasa merupakan formalisasi media ke dalam unit ekspresi.
      Dalam kutipan tersebut dimuat ide utama dan ide-ide penjelas. Ide utama disebut pernyataan umum dan ide penjelas dinamakan penyataan khusus. Jadi, susunan kutipan diatas adalah umum ke khusus. Cara merumuskan simpulan yang demikian dinamakan cara deduktif.
            Selanjutnya simaklah contoh berikut ini.
Sebuah teori mendasarkan pada aspek-aspek bahasa. Bagaimanakah bahasa itu berbunyi dan tampak ? Bagaimanakah bahasa itu berfungsi ? Bagaimanakah bahasa itu berkembang ?
      Wacana di atas juga menggunakan penalaran deduktif. Ide utamanya adalah sebuah teori yang mendasarkan pada aspek bahasa. Ide penjelasnya adalah kalimat-kalimat berikutnya. Jika kita cermati strukturnya, antara kutipan pertama dan kutipan kedua mempunyai struktur yang sama walaupun ide-ide penjelasnya berbeda. Bentuk informasi singkat dan informasi singkat dan informasi lengkap dapat dicermati dari cara pengungkapannya.
      Selain kedua contoh tersebut, cara deduktif juga dapat digunakan pada wacana yang sangat luas. Keluasan cara penyampaian tidak mempengaruhi makna dan letak gagasan utama.
      Cara lain untuk menyimpulkan ide-ide penjelas diakhiri dengan simpulan/ide utama. Cermati contoh di bawah ini!
Pertama kali seorang belajar bahasa dapat dilakukan dengan mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Selanjutnya beralih mempelajari makna bahasa. Langkah berikutnya adalah mengkaji dtruktur bahasa. Langkah terakhir dapat menganalisis dan menggunakan bahasa dengan tepat. Beginilah cara belajar bahasa yang efektif.
            Cara induktif ini dapat digunakan untuk merumuskan wacana atau dialog yang lebih luas lagi.
Mengidentifikasi Isi-isi informasi
      Informasi ada yang bersifat perintah dan ada juga yang bukan. Secara garis besar, isi informasi meliputi pertanyaan, pernyataan/berita. Pertanyaan, berita, ataupun perintah dapat diketahui melalui ciri bentuk dan ciri makna. Ciri bentuk ditandai oleh penggunaan tanda baca, sedangkan ciri makna ditandai oleh isi informasi itu sendiri.
      Berdasarkan pengertian tersebut, marilah berlatih mengidentifikasikan isi informasi dan merumuskan simpulannya.
Teks 1: Puisi
Aku Cukup Dengan Engkau Saja
Aku cukup dengan Engkau saja
Dalam nikmat zikir dan sujud jiwa
Aku cukup bersama-Mu saja
            Aku cukup dengan Engkau saja
            Walau orang-orang itu
            Mencari kesenangan di diskotik-diskotik
            Panti-panti pijat, hotel dan pelacuran
            Aku cukup di rumah-Mu saja
            Dalam nikmat zikir dan sujud jiwa
            Bukan lantaran takut AIDS dan rajasinga
            Jika kujauhi pelacuran dan sauna
            Tapi memang cukup bagiku
            Bahagia dalam cinta-Mu saja
                        Aku cukup dengan Engkau saja
                        Walau kursi dan mobil dinas menjauhiku
                        Walau dasi dan gaji besar berpaling dariku
                        Walau ormas dan orpol mencibir padaku
                        Aku cukup di dekat-Mu saja, bahagia
                        Dalam nikmat zikir dan sujud jiwa
(Ahmadun Yosi Herfanda)

      Puisi diatas menceritakan ketakwaan seseorang kepada Tuhannya. Penyair merasa hidupnya bahagia hanya dengan menyembah Tuhan lewat zikir dan sujud. Penyair tidak peduli jika kenikmatan duniawi jauh darinya karena ia hanya peduli dengan Tuhan yang akan menghindarkan ia dari kesesatan di dunia.
      Simpulan puisi di atas dapat berupa kecintaan dan kepasrahan manusia kepada Tuhan yang akan membimbingnya menuju kebaikan. Manusia akan terhindar dari perbuatan sesat jika ia berserah diri dan menghindari kenikmatan dunia. Mendekatkan diri dengan Tuhan akan menimbulkan perasaan nyaman, teduh, dan bahagia. Manusia pun akan merasa terang menjalani hidupnya di dunia (induktif).
Teks 2: Wawancara
(Percakapan antara 2 orang di bursa kerja Mentari)
Feri            : “Ded, kamu sudah baca iklan di Suara Pos hari ini?”
Dedi           : “Belum, iklan apa?”
Feri            : “Itu, iklan lowongan kerja di PT Jaya Abadi Sukses.”
Dedi           : “PT Jaya Abadi mana, Fer?”
Feri            : “Ah, masa kamu tidak tahu? Itu lho, di jalan Sunan Abadi No. 201”
Dedi           : “Kata kakakku, itu perusahaan tekstil, pabriknya di Surabaya.”
Feri            : “Kamu sudah memasukkan lamaran belum?”
Dedi           : “Ya belum dong. Iklannya saja baru aku baca.”
Feri            : “Kalau kamu belum memasukkan lamaran, aku ikut, ya?”

Isi              :  Percakapan antara Dedi dengan Feri mengenai lowongan pekerjaan di PT Jaya Abadi Sukses. Feri memberitahu Dedi tentang lowongan pekerjaan tersebut dan mengingatkan Dedi agar memberitahunya jika ingin memasukkan lamaran.
Simpulan   :  Feri meminta Dedi memberitahunya jika Dedi ingin memasukkan lamaran ke PT Jaya Abadi Sukses. Lowongan pekerjaan tersebut diumumkan di Koran Suara Pos.
Teks 3: Pidato
Perhatikan penyampaian naskah pidato kepala kelurahan pada para ketua RT berikut.
Assalamualaikum Wr.Wb.
      Kita Patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat taufiq, rahmat dan hidayah-Nya mala mini kita dapat bertemu dalam keadaan sehat.
      Saya ucapkan terima kasih kepada Saudara-Saudara warga karang taruna yang telah hadir pada rapat mempersiapkan peringatan Bulan Bahasa tahun ini.
Kegiatan yang akan kita bahas dalam memperingati Bulan Bahasa, antara lain lomba pidato, pentas drama, dan baca puisi.
      Untuk lomba pidato temanya adalah “Peran Generasi Muda dalam Memberantas Narkoba”. Lomba diikuti oleh seluruh peserta yang berusia maksimal 25 tahun. Setiap peserta mewakili RT masing-masing.
      Untuk lomba pentas drama dilakukan beregu. Jumlah setiap regu 3-8 orang. Topik yang dikemukakan adalah “Peran Generasi Muda dalam Menjaga Lingkungan Hidup”.
      Untuk lomba baca puisi, puisi wajib yang bertema “Membangkitkan Semangat Generasi Muda”, sedangkan puisi pilihan berupa puisi-puisi ringan yang menarik.
      Kita segera bentuk panitia, susun proposal, cari dana, dan laksanakan sesuai rencana. Untuk malam mini, kita sampai pada pembentukan panitia, selanjutnya setiap kelompok rapat sesuai tugas masing-masing.
      Demikian, apabila ada kekurangan saya mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Isi                 :        Pidato kepala kelurahan pada para ketua RT mengenai peringatan Bulan Bahasa yang akan dimeriahkan dengan kegiatan-kegiatan seputar kebahasaan, seperti lomba pidato, pentas drama, dan membaca puisi.
Simpulan   :  Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memeriahkan peringatan bulan bahasa, diantaranya adalah mengadakan lomba-lomba, seperti lomba pidato, pentas drama, dan baca puisi. Tentu saja lomba-lomba tersebut dibatasi dengan konsep Bulan Bahasa dan jiwa muda karena lomba ini dikhususkan bagi warga muda agar mereka lebih peduli pada Bulan Bahasa. Lomba pidato, pentas drama, dan baca puisi merupakan rentetan kegiatan yang akan meramaikan peringatan Bulan Bahasa tahun ini.

RINGKAS
·         Teknik menyimpulkan informasi : Teknik deduksi yang dilakukan terhadap data (pernyataan) umum kemudian ditarik simpulan khusus.
·         Teknik induksi dilakukan terhadap data (pernyataan) khusus diikuti pernyataan umum



B.  BERBICARA
Menyimpulkan Informasi Lisan dan Tulis Sesuai Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kedudukan Bahasa Indonesia
      Kedudukan bahasa dapat diketahui melalui faktor-faktor berikut: (1) jumlah penuturnya; (2) luas penyebarannya; dan (3) perannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya lain yang bernilai. Berdasarkan patokan pertama/jumlah penuturnya, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa ibu. Sebagai bahasa ibu, penutur bahasa Indonesia semakin bertambah. Pertambahan tersebut disebabkan arus urbanisasi, perkawinan antarsuku, keinginan generasi muda berbahasa Indonesia, dan banyaknya orang tua masa kini yang menghendaki anaknya sebagai penutur bahasa Indonesia.
      Berdasarkan luas penyebarannya, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan:
a)      Sebagai bahasa pertama yang dipakai di pantai timur Sumatra, di Pulau Riau dan Bangka, serta daerah pantai Kalimantan. Selain itu, juga di Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan Kupang.
b)      Sebagai bahasa kedua, pemencarannya dapat disaksikan dari ujung barat sampai ke timur dan dari pucuk utara sampai ke batas selatan negeri kita.
c)      Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari dan dipakai di kalangan terbatas di Australia, Filipina, Jepang, Korea, Rusia, India, Ceko, Jerman, Perancis, Inggris, dan Amerika. Bahasa Malaysia atau Melayu termasu rumpun yang sama dipakai di Singapura dan Brunei Darussalam.
      Berdasarkan peranannya, bahasa indonesia sebagai lingua franca, yakni bahasa perantara orang yang latar budayanya berbeda-beda. Hal yang perlu diingat adalah kedudukan bahasa/pentingnya bahasa tidak didasarkan pada mutunya, besar kecilnya kosakata, keluwesan dalam tata kalimatnya, atau daya tangkapnya dalam gaya. Namun, kedudukan bahasa harus sejalan dengan perkembangan masyarakat pemakainya.

Fungsi Bahasa Indonesia
            Bertolak dari kedudukan bahasa indonesia di atas, fungsi bahasa Indonesia meliputi:
a.       Sebagai alat pemersatu
Bahasa Indonesia mempersatukan masyarakat Indonesia dan meningkatkan proses identifikasi penutur di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
b.      Sebagai ciri khas suatu bangsa
Bahasa Indonesia memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat pemakainya dan membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
c.       Sebagai kerangka acuan
Bahasa Indonesia menjadi kerangka acuan fungsi estetika bahasa di bidang sastra dan pemakaian bahasa, seperti permainan kata, iklan, dan tajuk berita. Fungsi terkhir ini, dalam bahasa Indonesia, belum berjalan dengan baik. Namun, dalam setiap kongres bahasa Indonesia, seminar dan symposium, serta berbagai penataran guru, berkali-kali diimbau agar disusun tata bahasa normatif yang dapat menjadi kerangka acuan bagi guru bahasa dan pelajar.

Informasi Varbal dan Nonverbal
      Cara mengungkapkan informasi dapat dilakukan dengan verbal dan nonverbal. Cara verbal meliputi iformasi lisan dan tulis. Cara nonverbal biasanya ditampilkan dalam bentuk bagan, tabel, diagram, grafik, denah, atau matriks.
      Penyajian informasi verbal dan nonverbal yang menggunakan kalimat-kalimat informatif dianggap lebih mudah dimengerti banyak orang, tetapi penggunaan bagan, tabel, diagram, grafik, denah, dan matriks terkadang lebih menarik dan efektif. Informasi verbal dapat disampaikan dengan dua cara, yaitu lisan dan tulis.

Contoh informasi verbal:

Delapan Jalur Rawan, Banyak Tikungan
PURBALINGGA-Setidaknya ada 8 jalur rawan kecelakaan lalu lintas, yaitu jalur Banyeman di Karangreja yang banyak tikungan dan turunan tajam. Kemudian, jalur Gandasuli di Bobotsari yang memiliki satu tikungan dan turunan tajam, jalur Gembong dan Mrebet, jalan lurus lapang, namun padat kendaraan. “Seringkali melenakan pemakai jalan sehingga mereka tancap gas terus.”
      Jalur lainnya adalah Bobotsari-Karanganyar yang jalannya labil dan bergelombang. Sementara itu, terdapat tikungan dan turunan tajam di jalur Kemanggungan di Rembang. Jalur Karangkabur-Kalitinggar di Padamara jalan cukup sempit dan arus lalu lintas padat hingga rawan kecelakaan.
      Selanjutnya di jalur Purbalingga-Jompo, arus lalu lintas padat dan kecepatan kendaraan tinggi karena perbatasan dengan Purwokerto. Jalur terakhir yang harus diwaspadai ialah Bojong-Sukareja. Jalur ini jalan bergelombang dan licin, arus yang padat, dan umumnya kendaraan berkecepatan tinggi. Di jalur ini juga sering terjadi kecelakaan.
Sumber: Suara Merdeka, 2 Oktober 2007, halaman 1, dengan pengubahan

Simpulan informasi di atas adalah:
Terdapat delapan jalur rawan di Purbalingga, yaitu Banyeman (Karangreja), Gandasuli (Bobotsari), Gembong-Mbrebet, Bobotsari-Karanganyar, Kemanggungan (Rembang), Karangkabur-Kalitinggar, Purbalingga-Jompo, dan Bojong-Sukareja.

RINGKAS
Dalam menyimpulkan informasi, gunakan bahasa Indonesia sesuai fungsi dan kedudukannya.
·         Fungsi
§  Sebagai alat pemersatu bangsa
§  Sebagai ciri khas suatu bangsa
§  Sebagai pembawa kewibawaan
§  Sebagai kerangka acuan
·         Kedudukan: sebagai bahasa pertama, kedua, dan asing.

Sumber  : Bahasa Indonesia: Tataran Madia untuk SMK dan MAK Kelas XI 




dr. Djoko Judodjoko, SpB Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka datang dari dunia kesehatan Tanah Air di tengah upaya melawan virus coro...