Senin, 11 September 2017

CARA PEMANFAATAN BOTOL BEKAS

CARA PEMANFAATAN BOTOL BEKAS
oleh: Tiara Nur Mulyawati
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil sampah yang cukup banyak. Banyak kegiatan sehari-hari yang menghasilkan sampah, terutama sampah anorganik. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh alam, contohnya botol-botol bekas. Banyak botol-botol bekas yang sering dibuang oleh masyarakat yang sebenarnya memiliki manfaat jika dibuat menjadi suatu barang yang memiliki fungsi tertentu. Pada teks prosedur ini, saya akan berbagi mengenai cara pemanfaatan botol bekas menjadi pot bunga yang menarik dan indah agar dapat menjadi referensi bagi para pembaca teks prosedur ini. Tujuan pembuatan teks prosedur ini adalah untuk mengetahui cara pemanfaatan botol bekas menjadi pot bunga yang menarik dan memiliki nilai estetis, mengurangi sampah yang tidak mudah terurai oleh alam, dan mencegah kerusakan alam.
            Bahan-bahan  yang diperlukan untuk membuatnya, antara lain : botol bekas berukuran 1,5 liter, cat, tanah, tanaman (bunga), kawat, dan paku. Sedangkan alat-alat yang diperlukan, antara lain : gunting, cutter, tang, kuas, dan alat pemanas.
            Bagaimana cara membuat pot bunga dengan menggunakan botol bekas agar terlihat menarik dan indah ? langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.      Pertama, siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Ambil botol bekas, potong kepala botol dengan menggunakan gunting.
3.      Guntinglah setiap ujung potongan kepala botol sampai setengah botol dengan bentuk persegi panjang.
4.      Setelah itu, ambil tiap persegi panjang kemudian gulung-gulung sampai ujung potongan botol. Lakukan untuk semua potongan berbentuk persegi panjang tadi sampai membentuk seperti kelopak bunga.
5.      Lubangilah sisi botol pada satu bagian botol, kemudian ikatkan kawat pada sisi botol dengan membentuk seperti kail agar bisa digantungkan pada tembok nantinya.
6.      Setelah semuanya selesai, ambil cat kemudian warnai bentuk pot tadi dengan warna yang diinginkan dan bila perlu gambar dengan kreasi anda masing-masing agar pot tampak menarik.
7.      Jemur pot yang sudah di cat tadi di bawah sinar matahari sampai kering.
8.      Setelah kering, panaskan paku lalu lubangi pot tadi pada bagian bawahnya sebagai tempat keluarnya air saat bunga disiram.
9.      Kemudian, ambil tanah dan masukkan ke dalam pot lalu beri tanaman hias/bunga  yang ingin ditanam.
10.  Ambil paku lalu pasangkan ke tembok dengan menggunakan palu dan atur susunan letak pot sesuai dengan yang diinginkan.
11.  Pasangakan pot bunga yang sudah jadi tadi ke paku yang sudah dipasangakan.

12.  Jadilah pot cantik yang berwarna-warni yang mempercantik rumah anda.

Kamis, 07 September 2017

LITERASI PENULISAN ARTIKEL pada PELAJARAN BAHASA INDONESIA

ARTIKEL

LITERASI PENULISAN ARTIKEL pada PELAJARAN BAHASA INDONESIA
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.
HUMAS MGMP BAHASA INDONESIA SMK KOTA METRO

Peserta didik yang berkompetensi lahir dari guru yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai serta diaktualisasikan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Artinya guru senantiasa dituntut menjadi seorang yang memang betul-betul profesional berdasarkan standar kompetensi sesuai bidang. Peningkatan kompetensi baik sisi pedagogik (strategi dalam pembelajaran) maupun profesional diperoleh dari seorang guru melalui banyak hal dari proses pengalaman yang berharga dalam hidup, dari banyak membaca sumber referensi seperti buku, koran, televisi, radio, vidio pembelajaran, media sosial internet atau ikut peran serta dalam mengikuti perlombaan misal perlombaan yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 beberapa waktu lalu atau terlibat dalam pelatihan dan pengembangan profesi, dengan demikian proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkup belajar dapat tercapai secara maksimal terlebih dapat mengispirasi peserta didik melalui literasi sekolah dengan berkarya.
            Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai contoh dapat menunjang program pemerintah terutama dalam hal literasi. Menurut National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai "Kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu. 
Melalui pembuatan artikel pada saat pembelajaran merupakan langkah yang tepat digunakan guru Bahasa Indonesia, dari sini seorang guru mampu mengubah prilaku perserta didik dari malas membaca menjadi gemar membaca. Mengapa demikian, pembuatan artikel bukan barang yang mudah, tetapi membutuhkan kepiawaian dalam memilih dan mengolah serta menghubungkan kata, buktinya sangat jarang sekali seorang guru termotifasi membuat sebuah artikel kemudian diterbitkan pada sebuah media cetak, media online dan surat kabar, yang ada hanya update status melalui media sosial seperti FB, BBM, Twiter, WhatsAPP dll. Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia hanya sekadar sandangan belaka. Padahal berbeda dengan artikel yang memang penulisan harus berdasarkan fakta yang berasal dari referensi banyak sumber, dari sinilah seseorang akan termotifasi dari 4 keterampilan berbahasa yakni mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang mengandung muatan literasi itu sendiri.
Bayangkan jika semua guru Bahasa Indonesia yang ada di tanah air ini dari semua jenjang pendidikan berperan aktif mengisi rubrik yang bermanfaat pada semua jenis saluran komunikasi, maka akan meminimalisir berita hoax (berita bohong) karena setiap kontens sudah terisi oleh muatan yang bernilai positif. Berkarya artikel wujud literasi yang mudah disalurkan terutama dalam membentuk karakter peserta didik yang beraklah mulia, hal ini bisa kita lihat pengalaman penulis membuat artikel kemudian diterbitkan oleh koran media masa Metro Indonesia yang salah satunya edisi 637 hari Senin, 01 Juni 2017 Halaman 7 kolom 1-4 dengan judul Perlunya Mengenalkan Sosok R.A Kartini pada Generasi Muda.
Partisipasi media masa baik cetak maupun elektronik dalam memberi ruang serta menyalurkan informasi sangat penting, bagai mana bisa terealisasi apa bila ada informasi yang sangat bagus tetapi  tidak terbublikasi, lantaran masih ada media yang tidak memberi kesempatan dalam pemuatan terutama dalam kalangan tertentu seperti tenaga pendidik, tetapi kenyataanya tidak semua, dari sekian banyak media masih ada yang peduli, seperti halnya media cetak Metro Indonesia ini, penulis mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya karena telah memberi kesempatan dalam menyalurkan aspirasinya terutama dalam hal pendidikan, ini dapat menjadi panutan media yang lain.
Penerapan literasi di sekolah berlangsung pada saat pembelajaran, artikel dengan judul di atas yang telah dimuat melalui media di scan kemudian dibuat slide melalui program power point kemudian ditampilkan melalui layar LCD di depan kelas. Ternyata antusias peserta didik sangat signifikan selain pengajaran cara pembuatan, sekaligus terpenting dapat  menjelaskan pula makna yang terkandung dalam artikel , dengan demikian seorang pengajar  menjadi lebih berwibawa dan dipercaya dalam berkata sehingga memudahkan peserta didik dalam mengajari karakter yang baik. Kelebihan yang lain kita bisa memprogram meteri mengenai kebaikan apa yang akan kita sampaikan berikutnya. Disisi lain masih banyak guru Bahasa Indonesia khususnya dalam pengambilan sampel pemodelan hanya menyadur/mengambil karya orang lain yang menyebabkan siswa kurang yakin karena pengajar sendiri belum mampu berkarya. Jika hal ini terus menerus terjadi maka apakah peserta didik akan sesuia dengan harapan tujuan Pendidikan Nasional  Pemerintah? Hanya diri kita yang bisa menjawabnya sebagai pendidik. Mari Bapak Ibu guru pengajar di seluruh tanah air tanpa menghilangkan rasa hormat, kita gali potensi apa yang kita miliki, kemudian mengaplikasikanya dalam wujud karya yang nyata. Sehingga peserta didik kita menjadi manusia yang berilmu beraklakul karimah yang berprestasi tidak hanya sebatas angan-angan belaka.



Senin, 04 September 2017

Berbagi Informasi Mengenai Kurikulum 2013 Terbaru
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.

Menjalin hubugan harmonis antara pihak sekolah dengan orangtua (walimurid) sangat diperlukan. Kedekatan ini yang nantinya akan mengemban amanah memanusiakan manusia yang seutuhnya dengan perinsip pembelajaran sepanjang hayat. Orangtua memiliki andil yang sangat besar dalam memberikan pendidikan, mengayomi putra-putrinya ketika kembali dalam kehangatan keluarga. Pihak sekolah sebagai lembaga yang telah dipercaya oleh orangtua (walimurid) dalam menitipkan peserta didik, harus memiliki tanggungjawab penuh terhadap siswa-siswinya, baik mengenai ilmu pengetahuan umum atau yang sering disebut sebagai kompetensi maupun mengenai ahlak karakter keperibadian yang mulia.
Orangtua beserta sekolah harus bersinergi sehingga tidak ada kesalah fahaman apabila peserta didik selama kurun waktu masih menjadi pelajar pada suatu lembaga sekolah formal baik mengenai akademik maupun nonakademik, hubungan sosial peserta didik dengan lingkungan, terhadap guru, maupun terhadap teman sebaya. Konflik yang sering muncul, ketika peserta didik melanggar, baik itu mengenai peraturan tatatertib sekolah, serta sikap yang telah melanggar, terlebih sebelumnya telah berproses melalui beberapa prosedur yang berlaku, tetapi pihak orangtua tetap tidak mau menerima atas sanksi yang diberikan dari pihak sekolah. Guna meminimalisir kemungkinan yang akan terjadi, penulis akan menguraikan sedikit mengenai penyegaran kurikulum 2013 terbaru, yang berkaitan erat dengan kemajuan atau penyelesaian masalah terhadap peserta didik.
Terlebih dahulu akan diuraikan mengenai pengertian kurikulum itu sendiri, kurikulum menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Kurikulum 2013 sekarang dikenal dengan istilah K-2017 dengan nama kurikulum nasional, tetapi nama yang muncul tetap K-13, adapun dasar hukum yang dipakai adalah PERMENDIKBUD no 20, 21, 22, 23 dan 24 tahun 2016. Revisi kurikulum 2013 mengacu pada keterampilan abad ke-21 dengan menerapkan karakter, literasi, dan kompetensi. Karakter dalam kurikulum 2013 memiliki sebutan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) yang menjadi dasar indikator, meliputi religius, nasionalisme, mandiri, gotongroyong, serta integritas yang  dapat diterapkan di lingkungan sekolah serta dalam pembelajaran di kelas.
Sedangkan literasi menurut National Institute for Literacy, mendefinisikan sebagai "kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu. Penerapan literasi melalui gerakan literasi sekolah, seperti memberi ruang baca pada pojok kelas, maupun mading, serta gerakan literasi dalam setiap mata pelajaran.
Kompetensi merupakan seperangkat kemampuan menyangkut sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran (kompetensi dasar) yang sangat berpengaruh terhadap naik bahkan tinggal kelas  pada jenjang pendidikan. Kurikulum K-13 yang sekarang merupakan wujud dari penerapan salah satu NAWACITA  yang digagas oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Sebagai penghujung, harapanya tidak ada lagi salah komunikasi antara orangtua dan pihak sekolah gara-gara kurang memahami, karena problematika internal yang berkaitan dengan peserta didik karena sudah jelas mengenai hukum sebab dan akibat bila siswa melanggar.
           


dr. Djoko Judodjoko, SpB Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka datang dari dunia kesehatan Tanah Air di tengah upaya melawan virus coro...