Kamis, 07 September 2017

LITERASI PENULISAN ARTIKEL pada PELAJARAN BAHASA INDONESIA

ARTIKEL

LITERASI PENULISAN ARTIKEL pada PELAJARAN BAHASA INDONESIA
OLEH: HADI SETIYO, S.Pd.
HUMAS MGMP BAHASA INDONESIA SMK KOTA METRO

Peserta didik yang berkompetensi lahir dari guru yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai serta diaktualisasikan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Artinya guru senantiasa dituntut menjadi seorang yang memang betul-betul profesional berdasarkan standar kompetensi sesuai bidang. Peningkatan kompetensi baik sisi pedagogik (strategi dalam pembelajaran) maupun profesional diperoleh dari seorang guru melalui banyak hal dari proses pengalaman yang berharga dalam hidup, dari banyak membaca sumber referensi seperti buku, koran, televisi, radio, vidio pembelajaran, media sosial internet atau ikut peran serta dalam mengikuti perlombaan misal perlombaan yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 beberapa waktu lalu atau terlibat dalam pelatihan dan pengembangan profesi, dengan demikian proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkup belajar dapat tercapai secara maksimal terlebih dapat mengispirasi peserta didik melalui literasi sekolah dengan berkarya.
            Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai contoh dapat menunjang program pemerintah terutama dalam hal literasi. Menurut National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai "Kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu. 
Melalui pembuatan artikel pada saat pembelajaran merupakan langkah yang tepat digunakan guru Bahasa Indonesia, dari sini seorang guru mampu mengubah prilaku perserta didik dari malas membaca menjadi gemar membaca. Mengapa demikian, pembuatan artikel bukan barang yang mudah, tetapi membutuhkan kepiawaian dalam memilih dan mengolah serta menghubungkan kata, buktinya sangat jarang sekali seorang guru termotifasi membuat sebuah artikel kemudian diterbitkan pada sebuah media cetak, media online dan surat kabar, yang ada hanya update status melalui media sosial seperti FB, BBM, Twiter, WhatsAPP dll. Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia hanya sekadar sandangan belaka. Padahal berbeda dengan artikel yang memang penulisan harus berdasarkan fakta yang berasal dari referensi banyak sumber, dari sinilah seseorang akan termotifasi dari 4 keterampilan berbahasa yakni mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang mengandung muatan literasi itu sendiri.
Bayangkan jika semua guru Bahasa Indonesia yang ada di tanah air ini dari semua jenjang pendidikan berperan aktif mengisi rubrik yang bermanfaat pada semua jenis saluran komunikasi, maka akan meminimalisir berita hoax (berita bohong) karena setiap kontens sudah terisi oleh muatan yang bernilai positif. Berkarya artikel wujud literasi yang mudah disalurkan terutama dalam membentuk karakter peserta didik yang beraklah mulia, hal ini bisa kita lihat pengalaman penulis membuat artikel kemudian diterbitkan oleh koran media masa Metro Indonesia yang salah satunya edisi 637 hari Senin, 01 Juni 2017 Halaman 7 kolom 1-4 dengan judul Perlunya Mengenalkan Sosok R.A Kartini pada Generasi Muda.
Partisipasi media masa baik cetak maupun elektronik dalam memberi ruang serta menyalurkan informasi sangat penting, bagai mana bisa terealisasi apa bila ada informasi yang sangat bagus tetapi  tidak terbublikasi, lantaran masih ada media yang tidak memberi kesempatan dalam pemuatan terutama dalam kalangan tertentu seperti tenaga pendidik, tetapi kenyataanya tidak semua, dari sekian banyak media masih ada yang peduli, seperti halnya media cetak Metro Indonesia ini, penulis mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya karena telah memberi kesempatan dalam menyalurkan aspirasinya terutama dalam hal pendidikan, ini dapat menjadi panutan media yang lain.
Penerapan literasi di sekolah berlangsung pada saat pembelajaran, artikel dengan judul di atas yang telah dimuat melalui media di scan kemudian dibuat slide melalui program power point kemudian ditampilkan melalui layar LCD di depan kelas. Ternyata antusias peserta didik sangat signifikan selain pengajaran cara pembuatan, sekaligus terpenting dapat  menjelaskan pula makna yang terkandung dalam artikel , dengan demikian seorang pengajar  menjadi lebih berwibawa dan dipercaya dalam berkata sehingga memudahkan peserta didik dalam mengajari karakter yang baik. Kelebihan yang lain kita bisa memprogram meteri mengenai kebaikan apa yang akan kita sampaikan berikutnya. Disisi lain masih banyak guru Bahasa Indonesia khususnya dalam pengambilan sampel pemodelan hanya menyadur/mengambil karya orang lain yang menyebabkan siswa kurang yakin karena pengajar sendiri belum mampu berkarya. Jika hal ini terus menerus terjadi maka apakah peserta didik akan sesuia dengan harapan tujuan Pendidikan Nasional  Pemerintah? Hanya diri kita yang bisa menjawabnya sebagai pendidik. Mari Bapak Ibu guru pengajar di seluruh tanah air tanpa menghilangkan rasa hormat, kita gali potensi apa yang kita miliki, kemudian mengaplikasikanya dalam wujud karya yang nyata. Sehingga peserta didik kita menjadi manusia yang berilmu beraklakul karimah yang berprestasi tidak hanya sebatas angan-angan belaka.



Tidak ada komentar:

dr. Djoko Judodjoko, SpB Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka datang dari dunia kesehatan Tanah Air di tengah upaya melawan virus coro...