Senin, 09 Oktober 2017

Generasi Muda tak Boleh Melupakan Sejarah


Oleh: Hadi Setiyo, S.Pd.

Hari Kesaktian Pancasila, tanggal 1 Oktober 1965 merupakan hari yang paling bersejarah. Idiologi, falsafah serta pandangan hidup Bangsa Indonesia bersumber dari Pancasila. Gerakan 30 September (dalam dokumen pemerintah tertulis Gerakan 30 September/PKI, disingkat G30S/PKI), suatu gerakan kebiadapan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Fakta sejarah membuktikan bahwa kekejian yang dilakukan pada saat dini hari, tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 secara terencana dengan menculik, melakukan penyiksaan dan pembunuhan yang tidak manusiawi secara sahdis, 7 Jenderal senior dan beberapa orang lain yang dianggap sebagai penghalang, merupakan upaya kudeta penggantian idiologi pancasila yang akan digantikan dengan idiologi komunis.
Salah satu dari 7 daftar nama yang masuk target operasi PKI, yaitu Jenderal TNI Abdulharis Nasution (AH Nasution) namun beliau selamat dari peristiwa maut, tetapi putrinya Ade Irma Suryani Nasution serta Ajudan sang jenderal (Lettu CZI Pierre Andres Tendean) menjadi korban usaha pembuhuhan tersebut.  Adapun nama 6 jenderal senior TNI AD yang menjadi kebiadapan PKI  meliputi, Letjen TNI, Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi), Mayjen TNI, Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan) dan Brigjen Donal Isacc Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD Bidang Logistik) gugur di tempat. Tiga korban lainya Brigjen TNI, Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat),  Mayjen TNI, Raden Soeprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD Bidang Administrasi) dan Mayjen TNI, Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD Bidang Intelijen), dibawa oleh pemberontak dalam kondisi hidup, ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta dan disiksa, dibunuh kemudian jasatnya, baik yang gugur di tempat atau yang mengelami penyiksaan, dimasukan ke dalam sumur yang dikenal sebagai lubang buaya.
 Selain itu, pada sore hari 1 Oktober 1965, beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban: Bripka Karel Sasuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena), Kolonel Katamso Darmo Kusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta), Letkol Sugiono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta).
Sebagai generasi muda, harus mengetahui bahwa PKI sebagai partai terlarang dan faham komunis tidak boleh tumbuh keberadaanya di Indonesia. Terbukti telah melakukan pemberontakan tidak hanya sekali. Maka dari itu apa yang telah terjadi tidak boleh terulang kembali sekarang dan di era yang akan datang. Meski PKI sudah dibubarkan namun tetap harus waspada,  begitu juga dengan faham-faham lain yang bertentangan dengan pancasila. Sebagai wujud mengenang, dapat dilakukan dengan menonton bareng pemutaran film G30S/PKI yang disutradarai oleh Arifi C Noer. Mengenang bukan berarti menimbulkan kebencian dan menaruh dendam mendalam, namun dijadikan pembelajaran dan sangat membahayakan keutuhan negara.
Empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai pilar yang merupakan  unsur memperkuat pemahaman setiap insan, untuk menepis pelemahan faham komunisme. Tantangan yang terbesar saat ini yang dihadapi Bangsa Indonesia sangat kompleks. Selain dari faham yang bertentangan dengan idiologi Pancasila. Suatu perbuatan yang melanggar norma-norma Pancasila yaitu tindakan korupsi.
Apabila bercermin dari sejarah itu sendiri, tidak selayaknya pewaris bangsa ini tega melakukan penghianatan terhadap negaranya. Marak sekali sendi kehidupan dikotori dengan manusia yang tak bermoral dengan  tega melakukan tindakan tersebut. Baik yang dilakukan untuk kepentingan golonganya, maupun secara individu guna mamperkaya diri. Melalui kekuasaan dengan membeda-bedakan antara pendukung dan yang tidak mendukung, sehingga nampak sekali pilih kasih.



Tidak ada komentar:

dr. Djoko Judodjoko, SpB Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka datang dari dunia kesehatan Tanah Air di tengah upaya melawan virus coro...